"Bledug Ijo" Masa Depan Persebaya


Setelah “berpuasa” tanpa ada aktivitas pertandingan sepakbola level professional, pada tanggal 21 Maret 2021 yang lalu kita menyaksikan Kembali pertandingan sepakbola di layar kaca. Peserta yang merupakan 17 klub LIGA 1, tanpa Persipura yang mengundurkan diri, ada satu hal yang menarik. Pandemi Covid-19 ini berdampak pada kelangsungan bisnis klub. Beberapa klub menyiasati turunnya bisnis klub ini dengan menampilkan deretan pemain muda. Salah satunya adalah Persebaya Surabaya. Klub kebanggaan kota Surabaya ini memunculkan barisan alumni Ellite Pro Akademi 2019.
1. Ernando Ari Sutaryadi
2. Andhika Ramadhani
3. Rizky Ridho
4. Koko Ari
5. Dicky Kurniawan Arifin
6. Marselino Ferdinan
7. Muhammad Kemaluddin
8. Akbar Firmansyah
9. M. Supriadi
Sekitar 9 alumni Ellite Pro Akademi 2019 menjadi andalan Team yang diasuh oleh Coach Aji Santoso. Mereka tergabung di grup C babak penyisihan Menpora Cup 2021. Bersama Persebaya terdapat, Persela Lamongan, PS Sleman, Persik Kediri dan Madura United. Coach Aji Santoso yang menukangi Persebaya sejak pertengahan 2019 menggantikan Coach Wolfgang Pikal, tidak banyak merubah gaya permainan Persebaya. Ciri khas permainan Persebaya dengan Possession Ball dan umpan satu dua sentuhan menjadi senjata Persebaya.

Persebaya juga menerapkan strategi yang sama dalam gelaran Menpora Cup 2021 ini. Sejak awal melawan Persik Kediri selalu konsisten bermain dengan build up progresif (membangun serangan dari bawah tapi fokus menyerang pertahanan lawan). Saat partai perdana melawan Persik Kediri, meski akhirnya memenangkan pertandingan, Persebaya tampak kesulitan. Hal ini dikarenakan Persik membangun lini pertahanan di 2/3 lapangan. Coach Aji pada pertandingan tersebut tampak fokus melatih serangan melalui sayap. Terutama di babak pertama, Persik konsisten untuk menggunakan formasi 1-5-3-2 dalam bertahan. Persik ingin menggunakan 2 wingback untuk memutus serangan Persebaya melalui Alwi Slamat, Koko Ari, Oktafianus Fernando dan Supriadi. Kontra strategi dilakukan oleh Persik dimana, Persik menggunakan sisi duet lini tengah Faris dan Ahmad agung. Di babak pertama taktik ini berhasil menjinakkan sayap sayap Bajul Ijo. Di babak pertama taktik ini berhasil menjinakkan sayap sayap Bajul Ijo. Bahkan beberapa kali Persik mencuri peluang. Kartu merah Rizky Ridho sempat membuat Persebaya kerepotan. Tapi Coach Aji cerdik, di babak kedua dia memasukkan Rendi Irwan, gelandang senior ini mengubah permainan. Persebaya lebih lama pegang bola dan menemukan ritme serta memegang kendali. Hasilnya menang.

Kemenangan kedua diraih Persebaya saat menghadapi Madura United. Berbeda dengan pertandingan pertama, Persebaya kali ini jarang dalam pegang bola karena Coach Aji menerapkan taktikal Defend-Counter dengan sayap kanan/kiri masuk ketengah untuk menggantikan posisi striker. Hal ini dilakukan karena Madura United mengambil opsi menggunakan sistem pertahanan tinggi (High Defence Line). Beberapa kali counter dari Persebaya mampu merepotkan pertahanan Madura United. Kelemahan kedua team di pertandingan ini sama, yaitu jarrah ruang lini antara pemain belakang dengan pemain tengah yang luas. Kedua team sama memanfaatkan kelemahan ini dengan mencetak gol melalui Slamet Nurcahyo di Madura United dan Rendi Irwan di Persebaya Surabaya. Yang menjadi catatan di pertandingan kali ini adalah, Persebaya mampu memenangkan pertandingan karena unggul memainkan intensitas dan stamina mereka meski Persebaya kalah jauh dalam Ball Possesion dari pada Madura United. Satu hal yang menarik lagi, dalam pertandingan ini Coach Aji melatih Skema Bola Mati, beberapa kali Corner Kick diarahkan ke tiang jauh lawan. Hasilnya satu goal dari Ady Setiawan.

Dengan 2 kemenangan, 1 seri dan 1 kalah, Persebaya melaju ke babak 8 Besar melawan Persib Bandung. Duel rivalitas berbalut persaudaraan. Meski akhirnya kalah tapi semangat dan perjuangan anak anak muda Persebaya patut diacungi jempol. Di pertandingan ini terlihat koordinasi Persebaya dalam menghadapi serangan lawan yang memiliki transisi positif cepat masih belum solid. Banyak ruang yang ditinggalkan pemain Persebaya terutama Blind Spot (ruang diantara lini belakang dan kiper) serta Ruang antar lini tengah dan belakang jadi PR Coach Aji Santoso dalam menyambut gelaran Liga 1. Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari Menpora Cup 2021 untuk Persebaya:
1. Lemahnya ruang antar lini tengah dan belakang saat Team bertahan.
2. Pemain belakang lebih disiplin dalam bertahan terutama di area Blind Spot mereka.
3. Bek kiri perlu meningkatkan trigger pressing saat lawan akan crossing di zona 3.
4. Skema freekick Persebaya konsisten mengarahkan bola ke duet CB yang membantu serangan atau ke area titik penalty lawan. 2 Goal melawan persib sebagai buktinya.
5. Corner Kick memiliki opsi untuk mengarahkan ke tiang jauh dan titik penalti. Goal melawan Madura united sebagai buktinya.

Foto: Official Persebaya

Green Holic