Gerbong Maut Bonek 2010 #2


Sesekali hantaman terhadap gerbong KA Kahuripan sepanjang perlintasan tanah Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berjalan normal meski sedikit aneh. Seperti beberapa kali melindas benda keras pada tumpuan rel. Sambil merokok, mengawasi keadaan luar, bilamana seluruh lampu gerbong kereta dipadamkan agar pergerakan kita tidak diketahui oknum luar yang terus menyerang dibalik tanpa adanya pelindung kaca gerbong lagi. KA Kahuripan mulai memasuki Kota Solo. Tepatnya di Stasiun Solo Balapan, notabene merupakan distrik padat penduduk. Namun, situasi malah di luar dugaan arek-arek untuk mendapatkan serangan lebih jamak (berulang). Keadaan di luar gerbong kereta sepi, bersama penjagaan ketat petugas gabungan TNI-Polri menjadi pagar hidup pembatas KA Kahuripan & Stasiun Solo Balapan. Setelah tertutup gerbong pada sisi samping kereta lain, lantas dari kegelapan muncul ratusan/ribuan massa langsung menyerang KA Kahuripan. Mulai dari batu, kayu, kaca, hingga bom molotov mengarah ke gerbong kereta. Arek-arek tanpa dikomando langsung turun melalui pintu/jendela tak berkaca memberikan perlawanan (lagi). Hampir setiap pemberhentian stasiun perihal sama terus berulang, maupun sepanjang perlintasan kereta yang melewati permukiman padat penduduk.

Hingga lemparan berangsur hilang ketika memasuki perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Spanduk, tas, kain penutup apapun itu mulai diturunkan agar bisa bernafas lega. Serpihan kaca dan kepulan asap menyelimuti gerbong KA Kahuripan. Tak terkecuali memberikan pertolongan terhadap arek-arek yang mendapat luka. Santak sampailah laju kereta berhenti di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, untuk mengevakuasi korban gerbong maut KA Kahuripan agar segera mendapatkan perawatan medis. Kawan-kawan suporter Yogyakarta membantu evakuasi maupun memberikan konsumsi kepada arek-arek. Sekitar 1 jam lamanya terdengar pengumuman kereta akan melanjutkan perjalanan menuju Bandung, untuk kawan-kawan Bonek yang normal maupun tidak/sedang mendapatkan perawatan medis agar segera naik. Kereta pun berangkat dengan kondisi rangkaian tidak utuh. Syukurlah selama perjalanan dari Yogyakarta hingga memasuki wilayah Jawa Barat tidak ada serangan. Hingga sampailah KA Kahuripan di Stasiun Cimahi. Bukan Stasiun Bandung/Kiaracondong, dikarenakan Pemda sekitar memberikan puluhan transportasi truk untuk mengantar pedukung Persebaya ke tujuan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Kami semua (Bonek) berkumpul di Stadion Si Jalak Harupat. Meski sebelumnya, pribadi, sempat singgah terlebih dahulu di penginapan dekat Stadion Sidoliq, Kota Bandung, untuk gabung dengan teman-teman Bonek UPN Veteran Jatim. Singkat cerita. Segera tiba saatnya, pertandingan antara tuan rumah Persib melawan tim kebanggaan Persebaya akan segera dimulai. Setelah berkumpul, sore hari seluruh suporter Persebaya masuk ke dalam Stadion. Bonek, berada di tribun utara. Keharmonisan terjaga antara kedua kubu suporter Bobotoh dan Bonek, sebelum/sesudah maupun sepanjang pertandingan bergulir tidak ada bentrok. Hingga peluit panjang berakhir, skor 4-2 kemenangan bagi tuan rumah Persib. Lalu, menjadi catatan tunggal bukan laga antara kedua klub. Tetapi fokus panpel segera mengantisipasi Bonek agar tidak "berceceran" di Kabupaten dan Kota Bandung, dengan lekas memboyong mereka secara bergelombang menuju ke stasiun menggunakan truk. Selepas itu, ribuan suporter Persebaya ini segera dipulangkan menggunakan kereta api tambahan, KA Luar Biasa.

Dengan menyisahkan sedikit goresan ketika kepulangan Bonek melewati kawasan Solo (kembali) masih terjadi serangan. Meski tidak seganas ketika berangkat, lantaran cuaca di luar sedang hujan deras. Situasi demikian tak berbanding lurus dengan pemberitaan media nasional, sebelum maupun pasca pertandingan. Aktual di lapangan Bonek tidak pernah menyerang warga, sekadar melawan dan bertahan dari serangan. Namun, tak dipungkiri benar adanya "penjarahan" kawan-kawan Bonek kloter awal sehingga menyulut kemarahan warga tiap wilayah yang disinggahi kepada kloter-kloter berikutnya. Interpretasi demikian sangat bermanfaat bagi kami sekalian, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Surabaya-Solo sejawat. Sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.

Foto: Detik Sports